Makna “Tidak Tunai” dan “Nontunai” itu Berbeda (atau Sama?)

Kalau ada yang menganggap materi pelajaran Bahasa Indonesia itu mudah, saya salut sekali dengan orang itu. Karena bagi saya, Bahasa Indonesia merupakan materi pelajaran yang cukup sulit untuk dipahami. Di bangku sekolah dulu, nilai materi pelajaran Bahasa Indonesia saya merupakan yang paling rendah di antara materi pelajaran lainnya. Beberapa kali, saya sering terjebak sehingga menjawab salah atas soal pada ujian Bahasa Indonesia. Ironi memang.

Pada kesempatan ini, saya sengaja untuk menantang diri saya sendiri untuk membahas satu topik Bahasa Indonesia yang boleh dibilang ‘masih terkait’ dengan ekonomi dan keuangan. Kali ini, saya akan mencoba untuk membahas mengenai kata yang sering disalahpahami dalam bahasan atau diskusi terkait ekonomi dan keuangan, yaitu “Tidak Tunai” dan “Nontunai”.

Seperti yang sudah saya sampaikan di awal, dan tentunya juga sudah Anda ketahui, bahwa saya bukanlah ahli Bahasa Indonesia, tapi saya tetap berusaha menulis topik ini dengan maksud agar pembaca bisa lebih memahami tulisan saya berikutnya yang mungkin akan memuat kata “Tidak Tunai” dan “Nontunai”.

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat melakukan survei kecil-kecilan melalui akun Instagram saya (@caesarprawira, Red.) untuk mengetahui apakah teman-teman Instagram saya memiliki frekuensi yang sama dengan saya soal makna “Tidak Tunai” dan “Nontunai”. Dalam kurun waktu 6 jam setelah kuesioner diunggah, terdapat 321 responden yang turut berpartisipasi. Pertanyaannya hanya tiga saja:

Pertama: “Pembayaran Tidak Tunai”, yang kebayang di kepala tuh: (A) Bayar lunas, tapi pake kartu; dan (B) Bayar dengan cara dicicil (angsuran). Kedua: “Pembayaran Nontunai”, yang kebayang di kepala tuh: (A) Bayar lunas, tapi pake kartu; dan (B) Bayar dengan cara dicicil (angsuran). Ketiga: Makna dari “Tidak Tunai” dan “Nontunai” adalah: (A) Sama; dan (B) Berbeda.

Hasil survei itu cukup mengejutkan buat saya. Rupanya, teman-teman Instagram saya yang notabene merupakan pekerja di bidang keuangan, masih terlihat bingung untuk menjawab ketiga pertanyaan di atas. Pada Gambar 4.1 berikut ini, kita bisa lihat perolehan jawaban dari ketiga pertanyaan itu. Atas pertanyaan pertama, sebanyak 71% responden memilih jawaban (A) sementara 29% responden lainnya memilih jawaban (B). Atas pertanyaan kedua, terlihat seluruh responden memilih jawaban (A). Dan terakhir. Atas pertanyaan ketiga, yang merupakan pertanyaan penegasan atas pemahaman responden, sebanyak 60% responden memilih jawaban “Sama” dan sebanyak 40% responden memilih jawaban “Beda”. Berikut tangkapan layar atas hasil survei tersebut:

Gambar 4.1
Hasil Survei Sederhana Melalui Instagram

Dari kiri ke kanan: (1) Hasil survei atas pertanyaan pertama; (2) Hasil survei atas pertanyaan kedua; dan (3) Hasil survei atas pertanyaan ketiga

Kebingungan beberapa teman Instagram saya terjadi dalam menerjemahkan makna kata “tunai” setelah dilakukan penambahan kata “tidak” atau melekatkan komponen “non-“ di depannya.

Oh iya, sebelumnya saya ingin menyampaikan bahwa seluruh arti kata pada pembahasan ini diperoleh dari pencarian pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring yang dikelola oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2016). Jadi meskipun saya bukan ahli Bahasa Indonesia, tapi rujukan saya bisa diyakini merupakan buah keahlian para pakar Bahasa Indonesia. Semoga ulasan berikut ini tidak melenceng jauh dari yang seharusnya ya. Oke, kita kembali ke pokok bahasan.

Kata “tidak” dan komponen “non-“ yang ditambahkan atau dilekatkan di depan suatu kata tertentu, pada dasarnya memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk menjelaskan pengingkaran atas kata yang mengikuti di belakangnya. Namun demikian, penambahan atau pelekatan itu tidak seluruhnya menghasilkan makna yang sama, bisa jadi penambahan dan pelekatan itu menghasilkan kata dengan makna yang berbeda, atau justru menghasilkan kata yang tidak bermakna. Contohnya seperti ini:

“Verbal” (ver.bal). Berdasarkan hasil pencarian pada KBBI Daring, diketahui artinya adalah a secara lisan (bukan tertulis). Kalau kita tambahkan kata “tidak” di depannya, maka akan menjadi “Tidak Verbal” yang maknanya ya tidak secara lisan. Lalu, apabila kita lekatkan komponen “non-” di depan kata “verbal” maka akan terbentuk kata “Nonverbal” (non.ver.bal) yang artinya a tidak menggunakan kata-kata. Nah, dengan demikian, makna “Tidak Verbal” bisa kita simpulkan sama dengan “Nonverbal”. Artinya, fungsi penambahan kata “tidak” dan pelekatan komponen “non-“ masih berdiri tegas untuk mengingkari kata “verbal”, dan kata “verbal” itu sendiri tidak berubah artinya setelah ditambahkan kata “tidak” atau setelah dilekatkan dengan komponen “non-“.

Mari kita coba contoh yang lain.

“Teknis” (tek.nis). Berdasarkan hasil pencarian pada KBBI Daring, diketahui artinya adalah a bersifat atau mengenai (menurut) teknik; secara teknik. Kalau kita tambahkan kata “tidak” di depannya, maka akan menjadi “Tidak Teknis” yang maknanya ya tidak bersifat teknik atau tidak secara teknik. Sama seperti metode sebelumnya, kita lekatkan kata “teknis” dengan komponen “non-” sehingga terbentuk kata “Nonteknis” (non.tek.nis) yang artinya a tidakbersifat teknis; tidak menerapkan (menggunakan) suatu teknik. Dengan demikian, kita bisa menyimpulkan hal yang sama, bahwa makna “Tidak Teknis” sama dengan makna “Nonteknis”. Sama seperti sebelumnya, tidak ada perubahan makna kata “teknis” di sini.

Kita coba contoh yang sedikit berbeda.

“Blok”. Dalam KBBI Daring dikelompokkan sebagai kata benda yang memiliki arti (salah satunya) n persatuan beberapa negara (partai politik dan sebagainya) untuk memperkuat kedudukannya. Sebagaimana kita pahami, penambahan kata “tidak” di depan kata benda, akan menyebabkan kata itu menjadi tidak ada maknanya. Pada kasus ini adalah “Tidak Blok”. Sudah jelas, bahwa hal ini tidak sesuai sehingga kata “Tidak Blok” tidak memiliki arti. Berbeda halnya jika kata “blok” dilekatkan dengan komponen “non-“, sehingga menjadi “Nonblok” (non.blok). Pelekatan komponen tersebut menyebabkan munculnya suatu makna tersendiri, yaitu a tidak bergabung dalam satu blok tertentu (tentang negara, partai politik, dan sebagainya), netral; dan sebagainya.

Berbeda lagi kasusnya ketika kata “tidak” dan komponen “non-“ ditambahkan atau dilekatkan di depan kata “tunai”. Kita tahu bahwa arti kata “Tunai” (tu.nai) berdasarkan KBBI Daring adalah:

  1. adv tidak bertanggung lagi; tidak bertangguh (tentang pembayaran) pada saat itu juga; kontan: ia tidak suka berutang, dan selalu membayar – barang yang dibelinya membayar seharga barang yang dibelinya pada saat menerima barang (tidak mengebon, tidak mengangsur)
  2. adv diterima (diserahkan) segera setelah dilakukan pembayaran

Jika kita tambahkan kata “tidak” di depan kata “tunai” maka makna kata “Tidak Tunai” akan menjadi tertangguh atau tidak kontan (mengebon, mengangsur). Sementara, jika kita lekatkan kata “tunai” dengan komponen “non-” sehingga menjadi “Nontunai” (non.tu.nai) akan menghasilkan makna yang berbeda, yaitu a berhubungan dengan transaksi yang tidak menggunakan uang tunai, seperti debit, kredit, cek, atau aplikasi pembayaran.

Dari penjelasan tersebut di atas kita bisa simpulkan, bahwa penambahan kata “tidak” dan pelekatan komponen “non-“ di depan kata “tunai” akan menghasilkan dua makna yang berbeda. Oleh sebab itu, apabila Anda membaca tulisan saya berikutnya, dan menemukan kata “Tidak Tunai” dan “Nontunai”, kiranya dapat dipahami bahwa yang dimaksudkan dengan “Pembayaran Tidak Tunai” adalah pembayaran yang dilakukan secara tangguh atau tidak sekaligus atau berangsur. Pembayaran yang dilakukan secara tidak tunai menimbulkan kewajiban satu pihak kepada pihak lainnya untuk melunasi atau menyelesaikan kewajiban pembayaran di masa yang akan datang. Sementara, “Pembayaran Nontunai” merupakan suatu kegiatan transaksi yang dilakukan tanpa menggunakan uang. Pembayaran nontunai ini biasanya melibatkan pihak penyelenggara sistem pembayaran yang menyediakan alat pembayaran berbasis kartu atau aplikasi.

Semoga mencerahkan ya.

Published by caesarprawira

Si Ekonom Amatir

Leave a comment